Jumat, 01 Februari 2008

Baca Apa Lagi Ya??

Teman, pernahkan kamu pergi ke toko buku?? Di sana, kamu akan menjumpai berbagai macam buku. Ada buku tentang komputer, usaha, motivasi, kesehatan, agama, pelajaran, dan ada pula buku karya sastra..
Karya sastra, biasanya berupa novel, merupakan jenis buku yang selalu ada. Mengapa? karena manusia diciptakan penuh dengan imajinasi,, sehingga mereka bisa menulis, membaca, lalu membayangkan. Itulah indahnya sebuah imajinasi.
Setiap orang boleh jadi memiliki selera baca yang berbeda. Ada yang suka membaca novel lucu, ada yang suka membaca novel detektif, dan ada pula yang suka membaca novel sastra tinggi. Apapun selera bacanya, terkadang kita menjadi bingung. Buku apa yang kira-kira sejenis dengan buku yang kita sukai.
Ketika saya sedang iseng mengeksplorasi situs-situs baru dengan stumbleupon, saya menemukan sebuah situs yang cukup menarik. Mengapa saya sebut menarik? Karena situs ini menyediakan saran mengenai jenis buku yang kira-kira sesuai dengan buku yang pernah kita baca sebelumnya. Situs tersebut adalah di WhatShouldIReadNext. Dengan situs ini, kamu tinggal memasukkan judul dan pengarang novel kesukaanmu. Nantinya, situs secara otomatis akan memberikan saran judul buku yang kira-kira sejenis. Jadi tak perlu bingung lagi kan??

Selamat membaca,,semoga bermanfaat!! :D

Rabu, 30 Januari 2008

Jalan-jalan ke Bandung!!

Jumat, 26 Oktober 2007

Gundam


"Pengen naik gundam"

Di dalam hati, aku tertawa. Saat itu aku sedang berada di sebuah bangunan penyedia jasa koneksi internet. Aku sedang mengunjungi salah satu situs social networking yang cukup terkenal di kalangan netters. Ada bagian dalam situs tersebut yang berfungsi sebagai tempat pemilik account untuk memasukkan kata-kata yang menggambarkan dirinya. Di situlah mataku tertuju pada tulisan di atas.

"Pengen naik gundam"

Gundam adalah salah satu anime yang cukup terkenal di kalangan anak muda. Sejak kemunculannya pertama kali pada tahun 1979, anime ini telah mengeluarkan banyak sekali serial TV dan film. Tak hanya itu, anime ini sukses membuat mainan berupa replika robot gundam yang laris manis. Namun, pikirku saat itu, sampai sebegitunyakah bila orang menyukai sesuatu?

...

Tak ada yang bisa menghentikan aliran waktu. Ia akan terus mengalir secara konstan dan pasti. Suatu ketika, tetangga kamarku meminjam sebuah CD Case dari kakak kelasnya (yang kebetulan kakak kelasku juga). Di dalamnya terdapat beberapa CD serial anime yang cukup terkenal. Yap, ada satu seri gundam di sana.
Gundam SEED. Itu adalah judul serial tersebut. Aku penasaran, mengapa orang bisa begitu menyukai serial ini. Jadi, aku memutuskan meluangkan waktu untuk menontonnya. Ada 50 episode dalam satu seri ini. Setelah beberapa hari, akhirnya selesai juga aku menontonnya. Well, ternyata kisahnya cukup menarik. Pembuat mencoba mengangkat ambisi manusia untuk menjadi yang terbaik yang diceritakan dengan usaha memanipulasi DNA manusia. Seri ini juga memertanyakan apakah sebenarnya definisi dari musuh, apa yang harus kita lakukan kepada mereka, dan apakah ada solusi yang lebih baik daripada pertempuran.
Kisah dalam Gundam SEED ternyata masih berlanjut dalam sekuel. Kali ini berjudul Gundam SEED Destiny, sekali lagi 50 episode. Semakin lama menonton, semakin terhanyut pula aku dalam kisahnya. Jadi jangan salahkan aku bila suatu hari nanti saat melihat profilku Engkau mendapati tulisan:

"Pengen naik gundam"


gambar diambil dari http://www.fantasymundo.com/galeria/imagenes/introduccion-manga/gundam_seed01.jpg

Kamis, 25 Oktober 2007

Orthopedi

“Selamat pagi Orthopedi..!!”

Suara teriakan itu sukses mengalihkan perhatianku dari buku tulis yang penuh dengan coretan. Hari itu sama seperti hari-hari biasa. Well, hampir sama sebenarnya. Hari ini akan ada ujian Kimia, kebetulan pada bab Koloid. Mataku berkeliaran mencari sumber suara tersebut. Sejurus kemudian, mataku tertuju pada seorang anak perempuan bertubuh gempal yang tersenyum dengan riang.

“Halo Orthopedi!!”, teriaknya lagi. Cepat-cepat aku tersenyum untuk membalas sapanya. Bisa-bisa tambah keras nanti, pikirku. Aku memandangi pintu seolah ingin menjadi saksi kehadiran teman sekelasku. Aliran kedatangan murid yang memasuki ruangan kelas bagaikan sungai. Perlahan namun pasti, membawa suara gemericik. Aku mengalihkan pikiranku kepada asal mula mengapa nama ini tersemat pada diriku

Aku hanya seorang anak lelaki berusia 17 tahun. Pada usia ini, para remaja dikatakakan sedang mengalami masa perkembangan. Baik itu secara mental ataupun secara fisik. Tak terkecuali denganku. Beberapa tahun yang lalu tubuhku masih agak gendut bila dibandingkan dengan anak-anak kebanyakan. Namun sekarang rupanya tubuhku juga mulai bergerak ke atas. Nampaknya, ingin mengimbangi ukuran tubuhku yang lebar. Perkembangan tubuh ke atas ini rupanya cukup cepat bila dibandingkan anak lelaki yang lain. Akibatnya, tubuhku menjadi lebih tinggi daripada beberapa anak yang seumuran denganku. Meskipun demikian, aku tidak terlalu khawatir dengan hal ini. Karena, meskipun tidak terlalu banyak, ada beberapa anak lain yang memiliki tubuh yang tinggi layaknya diriku. Hanya, mereka lebih jago tatkala bermain Basket.

Tidak ada yang istimewa pada hari itu. Matahari masih terbit tepat waktu. Awan pun masih berenang dengan tenang di lautan langit yang luas. Saat itu aku memasuki ruangan kelas yang bakal aku huni selama setahun ini. Tak sengaja aku melihat ada sebuah selebaran iklan yang berada di atas meja. Ada beberapa lembar di sana. Karena pelajaran belum dimulai dan tidak ada PR yang harus dikerjakan, aku pun membaca selebaran tersebut.

Anda kurang percaya diri karena tinggi badan anda?
Jangan kuwatir, kami punya solusinya...

Orthopedi
sebuah jawaban untuk masalah anda

Kami akan menambah tinggi badan anda menggunakan mesin tercanggih kami..
Tanpa rasa sakit, tanpa efek samping, dan permanen
Jadi tunggu apa lagi?

hubungi kami segera di:
XXX XXX


Aku hanya tersenyum melihat iklan ini. Ternyata orang bisa kekurangan percaya diri karena hanya karena tinggi badan. Dan mungkin juga karena keterbatasan fisik mereka yang lain. Padahal aku yakin, dalam diri mereka terdapat keunggulan yang membuat mereka berbeda dan memunyai peran di dunia.
Teman sekelasku yang lain, tak terasa, sudah semakin banyak yang datang. Di antara mereka ada satu orang. Namanya Lansa. Ia melihatku memandangi kertas iklan tadi. Ia kemudian mendekatiku dan dengan cepat merebut kertas tersebut dari tanganku.
"Apa ini?", tanyanya kepadaku.
"Hanya sebuah iklan", jawabku.
Ia memandangi kertas tersebut selama beberapa jurus. Kemudian ia menatapku dengan tatapan ganjil, seolah-olah aku makhluk dari Mars yang baru saja sampai di Bumi.
"Rif, kamu pake Orthopedi ya??", tanyanya tiba-tiba.
"Hah??", teriakku kaget. "Enggak lah.. ini alami... ", kataku membela diri.
Tiba-tiba ia berlari sekeliling kelas dan berteriak "Orthopedi... Orthopedi..", sambil membagi-bagikan kertas selebaran itu. Dan Kau tahu? Mereka semua memandangi aku dengan senyum aneh.

Hari telah berganti. Begitu juga dengan nama panggilanku. Beberapa hari setelah peristiwa itu, aku memiliki nama julukan baru. Ya, Kau rupanya sudah bisa menebak ya? Orthopedi. Meskipun demikian, aku tak lalu bersedih. Mengapa? Karena efek iklan itu tidak hanya terjadi di kelasku saja. Di kelas lain, beberapa siswa dengan tinggi badan yang hampir sama denganku mendapatkan julukan yang sama. Orthopedi.

...

Tak kenal lelah, aku berusaha menghentikan panggilan tersebut. Namun bagaikan senjata yang memakan tuannya, panggilan tersebut justru semakin santer terdengar. Bahkan ketika teman seperjuangan (mereka yang dipanggil Orthopedi juga) sudah berhasil, aku masih gagal. Apa daya, aku pun menghentikan usahaku. Aku hanya mencoba berpikir positif, hitung-hitung menghibur orang.
Dan ketika ibu guruku masuk ke kelas dan berkata, "Orthopedi, jangan melamun saja.. Bantuin ibu membagi soal", aku pun hanya berkata, "Ya bu!!"



IPA 12: I'll always remember you!!

Tarif lama

Pemakaian bahasa Indonesia di kalangan masyarakat kini sudah masuk ke tahap yang cukup memrihatinkan. Secara tidak sadar, mungkin Anda (atau saya mungkin) telah melakukan kejahatan terhadap bahasa persatuan kita ini. Penggunaan kalimat yang ambigu adalah salah satu di antaranya.
Kalimat ambigu secara umum dapat diartikan sebagai kalimat yang memiliki pengertian yang kabur. Kalimat ini bisa dapat diartikan berbeda-beda menurut sudut pandang orang yang melihatnya. Kalimat ini lazim ditemui sebagai kalimat promosi. khususnya dalam iklan masa kini.
Tak hanya dalam iklan di televisi saja, penggunaan kalimat ambigu juga telah menyentuh jalanan. Saat itu saya sedang melihat sebuah taksi di pinggiran jalan. Taksinya sih biasa, namun pada jendelanya terdapat kertas kecil yang bertuliskan begini:

TARIF LAMA

Sebagai orang awam, ada dua arti yang terlintas di kepala. Pertama, tarif taksi tersebut tidak adalah tarif yang sama dengan tarif pada masa yang lalu. Dengan kata lain, tarif taksi tersebut tidak mengalami perubahan. Kedua, taksi biasanya menggunakan argo yang berbasis waktu. Dari dasar ini saya menyimpulkan dengan waktu yang sama, penumpang membayar dengan tarif yang lebih murah. Atau dengan tarif yang sama, penumpang bisa menaiki taksi dengan jangka waktu yang lebih lama.
Benar atau tidaknya pendapat yang telah saya sebutkan di atas sampai sekarang masih menjadi misteri tersendiri. Jadi kalau Anda secara tidak sengaja menemukan taksi yang dimaksud, mohon ditanyakan maksud tulisan tersebut. Dan jangan lupa memberitahu saya tentunya.